Maksiat Perusak Akal Manusia!!!


Maksiat yang diremehkan banyak orang. Sehingga tidak mengetahui dampak bagi pelaku maksiat selain dosa. Efek dari perbuatan maksiat salah satunya akal kita. Bagaimana orang yang berakal akan tetapi mereka belum mampu mengendalikan dirinya?. Bagaimana ia disebut berakal? Kenikmatan di dunia menjadikan manusia berubah menjadi kemurkaan. Sehingga mereka lebih memilih berpaling dari-Nya. Hal ini menjadikan maksiat mempengaruhi akal manusia menjadi lemah. Sebagaimana Allah SWT mengajarkan kita untuk lebih waspada dalam berpikir:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَاحْذَرُوا

“Taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kalian kepada Rasul dan waspadahlah kalian.” (QS. Al-Maidah [5]: 92).

Allah SWT menuntut kita untuk taat kepada-Nya. Dan bagi mereka taat dan memiliki sikap waspada akan memberikan pengaruh besar kepada mereka.  Sikap kewaspadaan itu perlu, terutama dalam berpikir. Karena ketika kita mempunyai masalah, terkadang pelarian kita bukan kepada Allah melainkan ke tempat maksiat. Pola pikir mereka menjadikan tempat maksiat sebagai jawaban atas masalah tersebut. Yang sebenarnya tidak sama sekali. Menjadikan akal mereka menurun atas tindakan ini. Dan kita perlu membenahi akal dengan baik. 

Jika akal sehat, akal tentu membawa kelezatan, kesenangan, kegembiraan dalam ridha kepada Allah. Jika sebaliknya kita akan dibawa kepedihan terus menerus dan menghadapi kemurkaan Allah.

وَلا تَهِنُوا فِي ابْتِغاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَما تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ وَكانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيماً (104)

“Jika kalian menderita kesakitan, maka sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kalian menderitanya, sedangkan kalian mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana.” (QS. An-Nisa’ [4]: 104).

Dan bagaimana cara mengatasi akal rusak akibat maksiat, berikut diantaranya:

1.      Memperbaiki hubungan kepada Allah
Dengan kita mendekatkan diri kepada-Nya membuat kita terhindar dari perbuatan maksiat.  


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (56)

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat [51]: 56).

 2.      Membuat Planning (Sesuatu yang baru).

 Ketika kita tidak mempunyai kegiatan. Lakukanlah sesuatu hal yang baru dengan cara ningkatin hobby atau hal yang kamu suka. Sehingga kamu dapat mengetahui skill apa yang kamu bisa. Karena manusia tidak hanya satu skill saja. Dan melakukan ini agar kita tidak terjerumus dengan maksiat.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) 

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan.” (QS. Al-Alaq [96]: 1).

 Sebagaimana Allah SWT mengajarkan kita untuk menuntut ilmu. Dengan selalu membaca, membaca dan membaca sebagai menambah wawasan kita sebagai orang berilmu. Karena mengasah akal kita secara terus menerus menjadikan pola pikir kita meningkat. Efek kecanduan maksiat perlahan menghilang. Ilmu adalah warisan para Nabi. Maka jagalah akal kita dengan menuntut ilmu. 

        Maka dari itu jagalah akal kalian, karena maksiat bukan hanya dosa, juga akal kita menjadikan lemah atau hilangnya fokus. Hal ini jika berterus-terusan bermaksiat membuat diri kita menjadi tidak beraturan. Sebelum terlambat taubatlah. Mantapkan hati kita dan niatlah karena Allah SWT. Awal menjadi lebih baik sangatlah sulit, apabila kita berkomitmen karena Allah. Pasti Allah akan mempermudahkannya, InsyaAllahWaallahu A’lam.

Kamis, 23 Februari 2023. Oleh: Siti Aidha

Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim