HIMAPRODI IAT Hadiri RAKORWIL FKMTHI Wilayah Jawa Timur dan Seminar Bedah Buku "Fenomena Ber-Islam"

Sabtu, 26 November 2022, HIMAPRODI IAT Mendelegasikan beberapa anggotanya untuk mengikuti Rapat Koordinasi Wilayah (RAKORWIL) Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis (FKMTHI) Jawa Timur di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. 

Peserta delegasi terdiri atas anggota biasa dan anggota istimewa HIMAPRODI IAT, Di antaranya: Abd Hamid Majid (Ketua), Ahmad Yusup (Ketua Divisi Keilmuan), Abdul Kafi (Anggota Div. Keilmuan) dan Rofi'i (Anggota Biasa). Pemberangkatan dilaksanakan pada Sabtu siang menuju Ponorogo dengan menggunakan armada bus. Sesampai di tujuan, kami disambut hangat oleh pengurus dan panitia RAKORWIL di IAIN Ponorogo.

Minggu, 27 November tepatnya di Aula FUAD (Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah), acara dimulai pukul 09.00. Diawali dengan pembukaan hingga Seminar Nasional Bedah Buku "Fenomena ber-Islam" Karya Prof. Dr. Aksin Wijaya, M.Ag. yang dinarasumberi oleh penulis buku tersebut dan Prof. Dr. Phil. Sahiron Syamsudin, M.A. Beliau merupakan Guru Besar bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir UINSUKA (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) Yogyakarta dan Ketua Asosiasi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (AIAT) se-Indonesia. 

Dalam sesi Bedah Buku, pertama Penulis Buku, Prof. Dr. Aksin Wijaya, M.Ag yang juga merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di IAIN Ponorogo, menyampaikan pandangan umum penulisan buku tersebut berupa latar belakang penulisan, tujuan, target dan metodologi penulisan. 

Dalam pemaparannya, beliau mengungkap maksud dari Tafsir Maqashidi kemudian mengarahkan pembahasan pada bab kedua dalam bukunya yakni, "Menghadirkan Pesan Al-Qur'an yang bermakna: dari Epistemologi ke Aksiologi." Selain itu, beliau juga sekilas menjelaskan mengenai kevalidan tafsir bi al-Ma'tsur. Beliau mempunyai statemen bahwa tafsir bi al-Ma'tsur tidak selalu benar karena al-Qur'an jika diterapkan di zaman sekarang harus ada pembacaan/penafsiran ulang. 

Pada penyampaian terakhir, beliau menceritakan pengalaman hidupnya mulai awal perkuliahan hingga menjadi Guru Besar, dari beliau mulai aktif di literasi hingga  dituduh sesat karena statemen-statemen dalam bukunya yang terlalu kritis dan ekstrim dalam menanggapi persoalan penafsiran. Beliau berpesan juga bahwa "Jangan pernah merasa hebat jika belum pernah dituduh sesat"

Pada sesi kedua Bedah Buku, Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A memulai dengan mengkritisi kata pengantar yang disampaikan penulis dalam bukunya, beliau menyampaikan bahwa dalam membuat atau menulis sebuah karya, terutama karya-karya yang berbau Al-Qur'an Tafsir harus ada sumber yang jelas, penelitian yang serius dan jangan memutlakkan penafsiran, sebab dalam memahami teks-teks yang disampaikan Al-Qur'an, penulis harus memiliki pendekatan-pendekatan. 

Prof. Sahiron memaparkan teori yang dipakainya yakni pendekatan makna Cum Maghza, dimana seorang mufassir menggali tiga hal:

  1. Al-Ma'na al-Tarikhi (Makna yang dipahami saat Al-Qur'an diturunkan)
  2. Al-Maghza al-Tarikhi (Pesan utama ayat pada saat awal mula diturunkan.
  3. Mengembangkan maghza al-Tarikhi menjadi al-Maghza al-Mutaharrik al Mu’asir (signifikansinya pada masa kini). 

Menurut beliau, pendekatan ini adalah simplifikasi serta pengembangan dari pemikiran Fazlur Rahman, Nasr Hamid Abu Zayd, Abdullah Saeed dan Muhammad al-Talbi, yang pada awalnya beliau menerjemah karya-karya pakar tersebut. Terakhir beliau mengeluarkan statemen akhir yakni "Awali tulisanmu dengan menerjemah" 

Setelah Seminar Bedah buku selesai, dilanjut dengan acara inti yakni RAKORWIL FKMTHI Jatim, yang dipimpin langsung oleh Ketua FKMTHI wilayah Jawa Timur, Mas Muhammad Nazih Hibatullah. Setiap Ketua divisi menjelaskan dan mengevaluasi program-program kerja sebelumnya dan membuka pertanyaan serta masukan dari seluruh Ketua HMJ/HMPS IAT se-Jatim untuk kemajuan FKMTHI kedepan. 

Setelah itu acara sarasehan dan penutupan acara, acara ini mengharuskan setiap Ketua HMJ/HMPS IAT se-Jatim untuk memberikan sambutan, pesan, kesan dan harapan kedepan untuk FKMTHI khususnya wilayah Jatim. Kemudian acara ini ditutup dengan doa. 

Satu harapan yang menjadi PR bagi seluruh Pengurus FKMTHI dan Ketua HMJ/HMPS IAT wilayah Jatim adalah semoga FKMTHI bisa memberikan output yang jelas untuk kemajuan dan perkembangan Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir se-Nusantara. (AHM)



Komentar

Archive

Formulir Kontak

Kirim