Peranan Santri untuk Masa Depan Bangsa
Eksistensi pesantren di tengah arus modernitas saat ini tetap signifikan. Jika membahas pesantren pasti tidak akan luput dengan yang namanya santri. Santri merupakan julukan yang menempel kokoh bagi seseorang yang belajar ilmu agama Islam, tugas terberat terletak di pundak mereka dalam memegang estafet untuk menyiarkan serta menegakkan agama Allah SWT di muka bumi ini.
Ilmu agama yang luas serta akhlak yang baik jadi karakteristik khas utama santri. Sarung serta peci seolah tidak dapat dilepaskan dari outfit santri spesialnya di Indonesia. Di balik kemuliaan serta keistimewaan santri tersebut, ada perspektif negatif serta pemikiran sebelah mata warga terhadap santri yang sering terjalin di kehidupan warga, spesialnya di area warga abangan (jauh dari ilmu agama) ataupun kerap di sebut Islamophobia.
Pemikiran sinis terhadap santri sampai saat ini ini pula masih terus terjadi serta secara tidak langsung menghasilkan stratifikasi sosial di warga. Stereotip negatif oleh warga terhadap santri contohnya semacam menyepelehkan kapasitas serta kapabilitas santri dalam bekerja serta menjadi orang yang mapan.
Lebih menyebalkan lagi, akhir-akhir ini mereka sering menyebut santri itu awuran, kuno, ketinggalan jaman, bodoh atau bahkan buta tegnologi. Bahkan saya pribadi sering menemui pertanyaan “mondok mau jadi apa?”
Pertanyaan semacam ini sudah familiar terdengar di telinga. Stereotip ini wajib lekas ditepis serta diluruskan supaya tidak tumbuh luas serta memperparah citra baik para santri. Jika tidak, maka tidak akan pernah lagi ada tempat dan kesempatan lain untuk santri. Now or never!
Padahal para alumni pondok pesantren juga banyak yang berkiprah di berbagai bidang loh, mulai dari kedokteran, pendidikan, penulis, politik, hingga entertainment.
Berikut beberapa alumni santri yang sukses berkarier di berbagai bidang contohnya: Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin yang sekarang ini menjadi wakil presiden, K.H. Abdurrahman Wahid presiden Indonesia yang ke-4, Lukman hakim saifuddin yang merupakan satu-satunya menteri dari kabinet era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tetap dipertahankan oleh Jokowi ketika membentuk Kabinet Kerja pada 27 Oktober 2014, Habiburrahman El shirazy atau yang lebih akrab di panggil kang Abik, penulis nomor 1 di Indonesia (Dinobatkan oleh INSANI UNDIP AWARD pada tahun 2008).
Bukankah sesungguhnya para santri itu adalah segolongan orang-orang berkualitas yang salih dan salihah, sekelompok manusia muslim yang di tuntut untuk menjadi orang baik yang di hadirkan di tengah-tengah msyarakat sesuai dengan kalam allah dalam surah Ali ‘Imran ayat 110 berikut ini:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah. (QS. Ali ‘Imron [3]: 110).
Proklamasi Allah SWT tentang muslim sebagai umat terbaik juga di peruntukan untuk santri sebagai umat unggul. Potensi dan kekuatan yang telah di anugrahkan-Nya di dalam diri seorang santri, potensi kekuatan spiritual, emosional, intlektual dan kesadaran sosial yang tinggi.
Di samping itu, kekuatan fisik serta bimbingan guru juga mempengaruhi terbentuknya jiwa santri untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Apabila semua potensi yang mereka miliki dioptimalkan, maka santri akan menjadi manusia yang unggul dalam memainkan peran yang sangat penting dalam tugas-tugas negara, yang saat ini sudah di penuhi oleh para pemerintah
Bagian Humas dan Protokol Ditjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Rika Aprianti mengatakan: “Narapidana tipikor yang mendapatkan remisi umum tahun ini adalah 214 orang dari total 3496 narapidana tipikor” (Senin, 12 Oktober 2021), ditambah lagi dengan dampak perilaku nepotisme yang sangat merugikan negara.
Sebagian besar dari kita mungkin pernah melihat atau bahkan mengalami praktik nepotisme di media atau di komunitas kita sendiri. Mulai dari penyaluran bantuan negara di pedesaan, yang kemudian hanya disalurkan kepada anggota keluarga, hingga penempatan pekerjaan dan akses tender proyek kepada anggota keluarga dan teman terdekat.
Praktek ini telah ada selama bertahun-tahun hingga menyebabkan kehilangan motivasi, kepercayaan diri, dan keterasingan, serta menyingkiran para manusia yang memiliki keterampilan tinggi dan pada akhirnya menimbulkan kemerosotan perekonomian negara dan berujung pada banyaknya utang negara.
Berdasarkan catatan Bank Dunia, Indonesia menduduki posisi ketujuh sebagai negara dengan hutang luar negeri terbanyak, yakni 402,08 Miliar Dolar Amerika Serikat. Jika kurs rupiah saat ini berkisar Rp. 14.780. Maka total keseluruhan hutang Indonesia adalah Rp. 5,94 Triliun.
Sungguh sangat mengenaskan nasib Indonesia saat ini. Sekarang sudah saat nya para santri ikut berperan strategis mengambil alih pembangunan negara untuk menyelamatkan masa depan bangsa, sebab para santri insyallah akan bersikap amanah, jujur, disiplin dan bertanggung jawab, sehingga kecil kemungkinannya mereka melakukan penyelewengan terhadap tugas negara.
Jika hal ini terwujud, maka akan terbentuk masyarakat yang adil dan makmur karena santri memliki tanggung jawab tinggi di hadapan Allah SWT sebagai khalifah sehingga harus memiliki sikap, wawasan, pengamalan iman, dan akhlaqul karimah serta nilai–nilai luhur yang harus dimilikinya.
Implementasi hal tersebut tidak hanya kepada Allah semata sebagai wujud hubungan makhluk secara vertikal (hablumminallah) melainkan juga hubungan antar sesama makhluk secara horizontal (hablumminannas).
Mengingat dengan peran historis para santri menjaga keutuhan NKRI seperti KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), KH.Ahmad Dahlan, KH. Zainal Arifin dan nama-nama perwira Pembela Tanah Air yang berasal dari kalangan santri. Bentuk penghargaan dan perhormatan yang sungguh mendalam, bakti santri pada negeri yakni ikut memerangi perbuatan zalim, sehingga ada sebutan resolusi jihad. Maka sudah sewajarnya jika sekarang jiwa jihad seorang santri harus di bangkitkan kembali untuk menghadapi segala problematika bangsa yang sedang terjadi sekarang.
Komentar